Jurnal Riset Akuntansi
Nama jurnal volume edisi
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 13 Nomor 2 Tahun 2008
Peneliti
Ni Putu Wiwin Setyari, Putu Ayu Pramitha Purwanti, Luh Gede Meydianawathi, dan Anak Agung Bagus Putu Widanta
Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar
Topik Judul Bidang
Topik : investasi
Judul : DETERMINAN INVESTASI DI INDONESIA
Bidang : investasi
Variable yang di gunakan
X : investasi
Y: mengembangkan spesifikasi model untuk menemukan determinan keseimbangan investasi di Indonesia dalam jangka panjang
Tujuaan penelitian
mencoba membuat model dalam menganalisis determinan investasi swasta dengan memasukkan berbagai variabel yang secara teoretis diduga berpengaruh kuat, yaitu suku bunga, pengeluaran investasi pemerintah, produk domestik bruto (PDB), kurs, dan inflasi.
Alat analisis
Buku
Hasil peneitian
Studi empiris menunjukkan walaupun faktor ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan, iklim investasi juga sangat penting. Beberapa kondisi yang terjadi dalam iklim investasi di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
(1) Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja. Pengangguran yang tinggi terkait dengan pertambahan penduduk, kualitas pendidikan, dan skill sebagian besar SDM kita. Di pihak lain pasar tenaga kerja juga kurang fleksibel, artinya amat mahal bagi perusahaan untuk mengurangi tenaga kerjanya kalau pasarnya menciut. Biaya pesangon untuk pemutusan hubungan kerja amat tinggi. Karena hubungan industrial di Indonesia kurang menguntungkan perusahaan, maka banyak bakal investor internasional memilih lokasi, seperti Cina dan Vietnam dibandingkan dengan Indonesia.
2) Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental terkait karena bagi pengusaha kepastian hukum sejak reformasi telah berkurang. Pelaksanaan otonomi daerah menambah ketidakpastian. Indonesia sekarang terkenal sebagai high-cost economy. Sebetulnya masih ada suatu rintangan fundamental, yakni
intermediasi sistem perbankan belum bisa bekerja secara normal karena ketatnya prudential rules yang baru dan masih ada trauma kredit macet.
3) Kebanyakan investasi yang masuk belakangan ini ditujukan ke sektorsektor yang lebih konsumtif, seperti real estate dan shopping malls. Akan tetapi, yang dibutuhkan adalah investasi di bidang industri yang menopang ekspor. Daya saing ekspor Indonesia telah melemah, antara lain karena sejak krisis tidak ada investasi baru untuk meningkatkan teknologi.
Sabtu, 03 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar